Senin, 07 Desember 2015

Cerita Menemukan Emas Hitam


Tanggal 4 Desember di Restaurant Kembang Goela saya dapat kesempatan ngobrol bareng SKK migas tentang " Menemukan Emas Hitam ". Walaupun ngaret 1 jam akhirnya acara di mulai, setelah moderator menyapa sana sini akhirnya cerita emas hitam di mulai oleh narasumber Bapak Elan Biantoro Kabag Humas SKK Migas.


Begini awal mula ceritanya

Minyak bumi disebut petrolium yang berasal dari kata petra yang artinya bawah dan olium = minyak. Sumber minyak berada di celah-celah bebatuan jauh 1000-3000 m di bawah permukaan laut. Cekungan di tepi benua kaya akan migas . Terbentang dari bagian barat hingga timur, di Indonesia migas banyak di sisi sebelah barat. Migas berasal sisa endapan organisme yang telah mati di dasar laut ratusan tahun lalu .Yang saya tahu sering disebut zaman Dinosaurus.
Harus ada 5 variable di sumber galian minyak

- Batuan Induk
-Migrasi
-Batuan Reservoir
-Perangkap Migas
-Penyekat

Indonesia dengan 17845 pulau terbesar di dunia dengan garis pantai terpanjang setelah Brazil, untuk menemukan emas hitam pemerintah bekerja sama dengan investor dalam jangka waktu yang panjang. Selama masa eksplorasi biaya ditanggung oleh investor bukan pemerintah. Pemerintah tidak mengganti biaya eksplorasi dalam waktu 10 tahun pertama walaupun tidak menemukan migas. Setelah berhasil barulah pemerintah membagi hasil dengan investor. Dengan prosentase pemerintah 85% dan kontraktor 15%, dari keuntungan yang sudah dikurangi biaya-biaya. Cadangan minyak bumi di indonesia berada di peringkat 27 di dunia sedangkan gas berada di peringkat 14. Menurut bapak Elan kita patut bangga karena Indonesia yang pertama kali menemukan LNG.


Sukses rasio pengeboran hanya 30%, dari 10 kali eksplorasi pengeboran migas paling hanya menghasilkan 3 kali saja. Cara menemukan minyak dengan survei geofisika, gravity dan magnetik seismik. Dengan pantulan gelombang maka akan didapat bentuk citra dari lapisan batuan. Untuk mencari sumber minyak bumi dibutuhkan ahli geologi dan ahli geofisika. yang akan melakukan berbagai riset pendahuluan (konsep dan geologi regional) termasuk pengambilan data di bawah laut.

Setelah Pak Elan cerita panjang lebar kesimpulannya menemukan migas tidaklah mudah dan butuh waktu yang lama dan biaya yang sangat besar. Kita harus bisa menjaga agar migas tetap ada hingga anak cucu kita nantinya. Acara ditutup dengan makan malam dan doorprize.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.

Nikmatnya Bento Ramadan HokBen

Irma Wulansari Communication Dept Head PT Eka Bogainti Tak terasa puasa sudah sampai hari ke 12, waktu begitu cepat berlalu, sudah khatam ti...