Rabu, 15 Januari 2020

Mengatasi Rasa Takut Saat Naik Pesawat Udara


Siapa yang takut saat naik pesawat? Saya juga kadang takut, apalagi jika ingat tragedi kecelakaan pesawat yang sudah beberapa kali terjadi. Kecelakaan pesawat dengan korban yang banyak, dipastikan semua korban kecelakaaan pesawat tewas, bahkan jenazahnya tidak ditemukan setelah seminggu di cari. 


Kecelakaan pesawat yang masih saya ingat betul, pada tanggal 29 Oktober 2018 pagi-pagi saya lihat di TV berita mengenai pesawat yang hilang kontak. Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang dikabarkan hilang kontak setelah 10 menit meninggalkan bandara, pesawat diperkirakan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Saya langsung teringat, rute ini beberapa kali saya gunakan untuk menjenguk adik dan kakak saya yang berdomisili di Bangka (Provinsi Bangka Belitung). Waktu itu, sejak pagi berita disiarkan saya mengikuti terus, berharap pesawat ditemukan dan penumpang selamat. Tapi sayang Allah berkehendak lain, siang harinya dikabarkan pesawat dengan 178 penumpang dewasa, 1 anak-anak dan dua bayi, juga 5 kru pesawat dipastikan jatuh, dan setelah beberapa waktu dipastikan tidak ada penumpang yang selamat, dan pencarianpun dihentikan.


Saya merasa turut berduka, meskipun para korban bukan orang yang saya kenal, sejak itu saya takut untuk berpergian naik pesawat lagi. Baru pada akhir 2019 tepatnya bulan Desember lalu  saya bersama keluarga memberanikan diri untuk pulang ke Sumatera Selatan, tujuan Bandara Sultan Mahmud Badarudin 2. Dalam rangka menghadiri undangan pernikahan anak kakak saya baca di Persiapan Sebelum Menikah . Bagaimana cara saya untuk mengatasi rasa takut saat naik pesawat? Berikut saya tuliskan berdasarkan pengalaman saya.  

Pertama Berdo'a memohon keselamatan pada tuhan YME, itu penting sekali bagi saya untuk mengatasi rasa takut saat naik pesawat. Bahkan saya berdo'a hingga berulang-ulang.

Kedua saya selalu membayangkan ingin segera bertemu keluarga yang biasanya hanya bisa saya dengar suaranya melalui telfon, atau hanya bisa bicara melalui video call. 

Ketiga ngobrol bersama anak dan suami juga cara saya menghilangkan rasa takut saat berada dipesawat. Apalagi kali ini saya terbang bersama bayi usia 2 tahun yang sedang banyak ingin tahu. Jika saya takut saya tidak bisa menenangkan si kecil saat, tidak mau dipakaikan sabuk pengaman (seat belt)  


Keempat Yakinkan diri bahwa pesawat sudah didesain dengan canggih untuk bisa terbang dan sangat aman. 

Kelima saya juga mengalihkan rasa takut dengan membaca majalah bersama si keci, biasanya majalah tersedia di sandaran kursi depan di dalam pesawat. Saya juga membawa buku cerita bergambar, untuk antisipasi jika si kecil rewel. Untuk membuang rasa takut memang kita harus melakukan kesibukan, misalnya mendengarkan musik, atau makan makanan ringan. 

Keenam Yakin dan percaya pada pilot yang sudah terlatih, dan sudah teruji dengan profesional, juga rutin menjalani tes simulator setiap 6 bulan sekali. 

Ketujuh Saya mengetahui ada pengontrol lalu lintas udara yang selalu bertugas secara profesional. Mereka juga yang bekerja dengan aturan yang ketat. Semua pilot diminta mematuhi aturan yang berlaku di udara. 

Kedelapan Percaya bahwa pesawat di cek secara berkala oleh teknisi yang berlisensi dan pilot sebelum terbang.

Kesembilan saat bulan Desember musim hujan, biasanya jika melewati awan gelap, pesawat akan mengalami turbulensi, nah biasanya saya kembali berdo'a lagi semoga diberi keselamatan hingga pesawat tiba di tujuan. 

Kesepuluh saat rasa takut datang, saya mencoba menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan. 

Oh iya saat naik pesawat jangan sekali-kali membawa benda tajam ke dalam kabin pesawat. Saya waktu itu lalai, maksud saya membawa gunting kecil untuk membuka bungkus snack. Saat dilakukan x-ray kedua petugas bandara minta guntingnya, dan meminta saya kembali ke bagian Bagasi. Daripada ribet saya ikhlaskan saja gunting yang imut-imut kesayangan saya disita petugas. 

Berikut benda benda yang tidak boleh dibawa ke kabin pesawat, dan sebaiknya diletakkan saja di koper untuk bagasi.

Senjata api, senjata tajam termasuk, jarum pentul, gunting kuku, gunting kecil, pingset ataupun alat kecantikan menikur, pedikur masuk kategori benda tajam.

Cairan Aerosol sebanyak sebanyak 100 mililiter atau lebih. Termasuk semprotan rambut, parfum, deodorant, pasta gigi, berisiko disita, kalau masih bisa beli ditempat tujuan mending gak usah bawa ya daripada bisa membahayakan penerbangan. 

Benda Berbau Tajam, seperti durian karena tidak semua orang suka dengan bau durian, buah nangka, dan terasi juga sebaiknya jangan diletakkan di tas yang akan dibawa ke kabin pesawat. 

Peraturan terbaru sejak Maret 2018 dilarang membawa power bank ke dalam kabin pesawat, yaitu power bank dengan peringkat energi diatas 160 wh (watt per jam). Menghitungnya dengan cara manual, contohnya power bank dengan kapasitas 5000 mAh, dengan voltase baterai sebesar 3,85 volt memiliki peringkat energi sebesar 19,250 mWh (miliwatt per jam)  yang jika dijadikan satuan wh adalah 19,25 wh berarti masih aman untuk dibawa ke kabin pesawat. 

Alhamdulillah perjalanan saya akhir tahun lalu membuat saya berani lagi naik pesawat terbang. Karena pesawat terbang memang pilihan terbaik bagi ibu dangan balita seperti saya, untuk mempersingkat waktu perjalanan. Semoga rejeki melimpah untuk saya, supaya kami sekeluarga bisa jalan-jalan ataupun pulang kampung lagi dengan pesawat terbang. 

3 komentar:

  1. kalau aku maalh takut kalau naik kapal laut apalagi speedboat

    BalasHapus
  2. Ih ya aku juga mba sampe skarang kadang agak takut naik pesawat. Bikin keder. Tapi bismillah y mba

    BalasHapus
  3. Saya pernah, waktu itu tahun 2014 ya kalau nggak salah abis kecelakaan Air Asia dulu, trus kami harus pulang dari Sulawesi ke Surabaya.
    Ya ampuuun, nggak bisa tenang saya sampai pesawat landing di Surabaya :D

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.

Wujudkan Impian Ciptakan Rumah Nyaman Listrik Aman

  Sebagai ibu rumah tangga keseharian saya di rumah tak bisa lepas dari penggunaan listrik. Dari mulai masak nasi, mencuci, menyetrika. Saya...