Jumat, 07 April 2017

Memperkenalkan Perencanaan Keuangan Pada Anak Usia Sekolah Dasar



Tanggal 4 April 2017 bertempat di SDN Tanjung Duren 06 Grogol Petamburan Jakarta Barat, saya menghadiri talkshow yang sangat bermanfaat karena saya adalah seorang ibu dari anak kelas 3 SD yang hidup di era digital. Tema talkshow kali ini adalah “Cara Mendidik Anak di Era Digital” yang disampaikan oleh Psikolog Rosdiana Setyaningrum. Mengenai apa saja yang disampaikan Ibu Rosdiana nanti akan saya ceritakan di bawah.

Belajar perencanaan keuangan 


Diawali dengan sambutan Ibu Kepala Sekolah SDN 06 yang mengucapkan terima kasih atas kehadiran para orang tua murid. Saya sangat tertarik dengan tema yang diangkat karena saya betul-betul mengalami bagaimana anak-anak seusia anak saya sudah sibuk dengan media sosial, dan berbagai permainan game yang tidak semuanya membawa dampak positif. Seandainya acara ini juga diadakan di sekolah putri saya, pasti saya akan mengajak para orang tua murid untuk hadir, agar kita sama-sama peduli dan sama-sama memahami bagaimana cara mengatasi anak-anak yang kecanduan bermain game online.

Harus bisa memilih

Bukan hanya kecanduan game online, beberapa waktu lalu saya dapati teman sepermainan putri saya yang sudah memiliki akun instagram. Bahkan saat saya mengobrol santai dengan Bilqis putri saya, dia bercerita bebas mengakses internet dengan wifi yang ada di rumah sahabatnya. Langsung kekepoan saya muncul, apa nama akun instagram temannya tersebut. Dan saya dapati foto putri saya juga di sana sedang swa foto sambil menjulurkan lidah meniru-niru  foto orang yang lebih dewasa.
Seandainya para orang tua lebih paham atau mengawasi apa yang dilakukan putra-putrinya di internet agar kita bisa mencegah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, karena video porno bebas beredar di internet seperti beberapa waktu lalu akun Aaro****** yang mengunggah video porno, bahkan grup pedofil pun ada di media sosial.

Ibu Rosdiana & Elvera N Makki



Kembali ke talkshow, hadir juga saat acara berlangung Ibu Elvera N Makki (Country Head Corporate Affairs Citi Indonesia) yang dalam kata sambutannya mengatakan ”Biasanya Ibu yang memegang peranan penting dalam mendidik anak-anak, perlu memperkenalkan perencanaan/pendidikan  keuangan sejak dini pada  anak, agar anak-anak lebih sejahtera di masa yang akan datang. Saya berada di sini karena kepedulian. Citibank peduli melalui program Digital Literacy for Children, di dalam kelas  para relawan yang sedang memberikan edukasi pada anak-anak, bagaimana caranya agar mereka memahami perencanaan keuangan. Bagaimana agar anak-anak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan”.


Mr.Rob Gardiner 

Selanjutnya Mr. Rob Gardiner, Management Advisor Prestasi Junior Indonesia (PJI) memberikan kata sambutan dalam Bahasa Indonesia yang fasih “Kami berterima kasih dan senang sekali atas jalinan kemitraan bersama Citi Indonesia dalam membangun dasar pemahaman literasi keuangan terutama di era digital bagi siswa Sekolah Dasar. Kedepannya diharapkan mereka menjadi generasi yang mampu menggerakan industri keuangan Indonesia menjadi lebih maju”.

Psikolog anak Rosdiana Setyaningrum


Mendidik Anak di  Era Digital
Psikolog anak Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd. berbagi informasi mengenai kiat mendidik anak di era digital, kepada Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) SD 06 Tanjung Duren, Jakarta Barat. Mendidik anak di era digital dapat melalui berbagai cara, salah satunya adalah mendampingi mereka agar mendapatkan manfaat dari perangkat canggih yang digunakan. Dengan perkembangan teknologi, anak dapat belajar tentang pelajaran di sekolah, termasuk pemahaman mengenai pengelolaan keuangan. Berikut saya rangkum apa saja yang disampaikan oleh Ibu Rosdiana Setyaningrum.


Anak-anak kita yang lahir di tahun 2000, mereka saat ini sangat terhubung dengan social media dan internet, disebut juga
·         iGeneration
·         Gen Tech
·         Gen Wi
·         Net Gen
·         Digital Natives
·         Gen Next
·         Post Gen



Fungsi internet sesungguhnya untuk mencari informasi, melihat dunia luar, mengasah dan mempertajam ketertarikan, meningkatkan keterlibatan orang tua. Jika dulu saat saya ingin mencari informasi biasanya saya membaca buku, berbeda dengan sekarang tinggal tanya google, langsung ada jawabannya.
Mengapa anak-anak lebih tertarik dengan komputer, smartphone dan bebagai gawai? Karena ada gambar, gerakan suara, cahaya dari copter dan gadget tersebut. Padahal cahaya dan gambar yang bergerak dapat merusak kesehatan mata. Disarankan lakukan lima menit melihat gadget satu menit memandang jarak jauh.

Penyerahan marchandise

Efek Negatif Game Online / Internet
·         Penyusutan Gray Matter
·         Berkurangnya integritas seperti berkurangnya komunikasi di otak, termasuk yang bersifat kognitif dan emosional serta reflek bertahan hidup
·         Berkurangnya kemampuan kognitif
·         Kekurangan dan ketagihan fungsi dopamine, dopamine yang dilepas saat bermain game dan proses ketagihannya sama dengan ketagihan narkoba karena sama-sama berkurangnya jumlah resceptor dan transporters dopamine.
Sering saya lihat sekumpulan anak-anak sedang bermain game dengan gawai, bahkan yang lebih parah jika bermain game online di warnet, karena tanpa pengawasan dikhawatirkan anak-anak malah membuka konten dewasa yang sering muncul sebagai iklan. Game yang berbahaya misalnya tentang pembunuhan, perang-perangan, bahkan beberapa waktu lalu ada juga game kartun tapi porno. Game online membuat anak kecanduan karena memberikan efek kekuasaan, meningkatkan adrenalin, dan rasa keberhasilan, padahal itu semu.

Gen Tech

Dampak Menonton Video Melalui Gadget
Positif : Mengembangkan pengetahuan, kosa kata dan imajinasi
Negatif : Fokus pendek, komunikasi satu arah, agresif   
Cara Mengatasi
·         Gadget tidak untuk anak di bawah 1 tahun
·         Selalu dalam pengawasan orang tua
·         Bila gambar bergerak, anak di bawah 5 tahun maksimal 1 jam dan anak di atas 5 tahun maksimal 2 jam
·         Pasang pengaman
·         Letakkan TV dan komputer di ruang keluarga/belajar
·         Pilihlah program yang mendidik
Ciri-ciri program yang baik
v  Edukatif
v  Gambarnya tidak terlalu cepat bergerak
v  Tidak terlalu silau
v  Ada aplikasi dalam hidup sehari-hari
v  Bila image tidak bergerak (bukan film) gunakan prinsip  15-1 (melihat layar 15 menit, satu menit memandang jauh)

Biasakan anak menabung sejak kecil


Tentang Citi “Digital Financial Literacy for Children”
·         “Digital Financial Literacy for Children” merupakan program pembinaan keuangan yang diinisiasi oleh #citi Indonesia yang dikenal dengan #Citibank, bersama mitra pelaksana Prestasi Junior  Indonesia (PJI).
·         “Digital Financial Literacy for Children” d tujukan bagi siswa-siswi yang duduk di kelas 3, 4, dan 5 Sekolah Dasar. Program ini menjangkau sekitar 2.244 siswa dari 7 sekolah Dasar (SD), di 4 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Tangerang, Surabaya dan Bandung.

Para relawan #citipeka mendampingi anak-anak

·         Program ini dimulai sejak Agustus 2016 dan akan terus berlanjut hingga Juli 2017.
·         Siswa akan belajar mengenai manfaat menabung, perbedaan kebutuhan dan keinginan, serta pengetahuan dasar terkait kewirausahaan.
·         Setiap siswa akan difasilitasi sebuah tablet, yang akan digunakan untuk belajar interaktif dan secara kelompok.
·         Terdapat 3 modul yang digunakan dalam program ini, dengan tema Keluarga Kami, Daerah Kami dan Kota Kami. Pada setiap modul, terdapat pembelajaran yang sejalan dengan kurikulum  Pendidian Nasional. Termasuk konten dan aktivitas yang terkait dengan Perbankan, Bisnis, Karir, Komunikasi, Perkembangan Ekonomi, Kemandirian, Uang, Produsen dan Konsumen, Sumber Daya, Ketersediaan Barang dan Kebutuhan, serta spesialisasi.
·         Pada penyelenggaraan program, para karyawan #citi Indonesia yang tergabung dalam Citi Volunteers terlibat aktif membantu para siswa dalam menyelesaikan modul melalui tablet.
·         Melalui program ini, para siswa diharapkan dapat menjadi duta keuangan bagi keluarga mereka dengan menyampaikan beragam informasi yang mereka dapat dari ruang kelas kepada anggota keluarga.

#CitiPeduliBerkarya



Tentang Citi Indonesia
Citi Indonesia adalah cabang yang dimiliki secara penuh oleh Citigroup, Inc - New York, Amerika Serikat. Di Indonesia, Citi telah berdiri sejak tahun 1968 dan merupakan salah satu bank berjaringan internasional terbesar di negara ini. Citi mengoperasikan 10 cabang di enam kota besar - Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Denpasar. Di Indonesia, Citi memiliki salah satu jaringan transaksi konsumen terbesar, dengan 33.000 titik pembayaran dan salah satu jaringan distribusi korporasi terbesar dengan 4.800 lokasi di 34 provinsi. Citibank N.A., Indonesia tergabung dalam jaringan ATM bersama dengan lebih dari 70.000 terminal ATM yang tersebar di berbagai lokasi seluruh wilayah Indonesia.

Foto bersama orang tua murid & guru


Citi Peka (Peduli dan Berkarya) merupakan payung untuk seluruh kegiatan sosial kemasyarakatan Citi Indonesia yang didanai oleh Citi Indonesia Foundation. Berdiri sejak tahun 1998, Citi Peka berfokus pada program pemberdayaan dan penghargaan terhadap pengusaha dan lembaga keuangan mikro, peningkatan kemampuan kewirausahaan muda, serta pembangunan kapasitas keuangan bagi anak usia sekolah, petani dan wanita di berbagai wilayah di Indonesia. Selama lebih dari 18 tahun Citi Peka telah bermitra dengan lebih dari 57 organisasi untuk melaksanakan 35 program dengan kucuran dana lebih dari USD 10 juta yang menjangkau lebih dari satu juta penerima manfaat. Dengan prinsip “Lebih dari Filantropi”, Citi Peka melibatkan sekitar 90% karyawan Citi sebagai relawan dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.

Wujudkan Impian Ciptakan Rumah Nyaman Listrik Aman

  Sebagai ibu rumah tangga keseharian saya di rumah tak bisa lepas dari penggunaan listrik. Dari mulai masak nasi, mencuci, menyetrika. Saya...